Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJatengNews Update

10.375 Ternak Suspek, DPRD Nilai Pemprov Jateng Lambat Tangani PMK

×

10.375 Ternak Suspek, DPRD Nilai Pemprov Jateng Lambat Tangani PMK

Sebarkan artikel ini
desa wisata
Ketua Komisi B DPRD Jateng Sumanto. (ricky fitriyanto/beritajateng.tv)

PMK memang menurunkan produktivitas hewan ternak yang terjangkit. Pada ternak pedaging misalnya, berat hewan bisa mengalami penurunan akibat terjangkiti PMK. Sapi perah yang terdampak juga bisa berkurang volume produksi susunya.

Sementara, Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, Ign Hariyanta Nugraha menyatakan dari 10.375 ekor ternak suspek PMK, sebanyak 282 ekor positif.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Jumlah hewan ternak mati akibat PMK tercatat sebanyak 80 ekor,” katanya.

Nugraha menjelaskan daerah di Jateng yang paling banyak hewan ternak terjangkit PMK adalah Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan.

Untuk menanggulangi wabah tersebut, Pemprov Jateng telah membentuk Unit Respon Cepat (URC) yang melibatkan Balai Besar Veteriner (BBV) Wates, Balai Karantina Semarang, dan kepolisian.

Upaya penanggulangan PMK di Jateng terkendala beberapa faktor, misalnya biaya uji sampel yang relatif mahal. Satu kali pemeriksaan di BBV Wates, diperlukan biaya sekitar Rp500.000.

Biaya tersebut tidak dibebankan kepada peternak ataupun pemerintah provinsi. Meskipun ditanggung BBV Wates, namun terbatasnya anggaran membuat proses penelusuran atau tracing PMK jadi terkendala.

“Stok obat, terus terang kami akui sangat terbatas, karena PMK tahun ini memang kejadian yang luar biasa,” ujarnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan