SEMARANG, beritajateng.tv – Usai “Siksorogo Lawu Ultra” (SLU) memakan korban jiwa, tak sedikit warganet yang mengusulkan penggantian nama event tersebut lantaran dianggap menyeramkan.
Diketahui, Siksorogo Lawu Ultra merupakan event sport tourism tahunan yang digelar di kawasan Gunung Lawu, Jawa Tengah. Ajang ini pertama kali diselenggarakan pada 2019 dan kembali digelar rutin setiap tahun, kecuali saat pandemi Covid-19 pada 2020–2021.
Bagi komunitas pelari, Siksorogo Lawu Ultra dikenal sebagai race impian para pecinta trail running, lantaran menawarkan medan menantang di lereng Gunung Lawu serta atmosfer kompetitif yang intens.
Bahkan, ada 5,7 ribu peserta yang ikut dalam Siksorogo Lawu Ultra 2025, dari dalam dan luar negeri. Mereka terbagi dalam tujuh kategori lomba: 7 kilometer, 15 kilometer, 30 kilometer, 50 kilometer, 80 kilometer, dan 120 kilometer.
BACA JUGA: Dua Pelari Siksorogo Meninggal Punya Riwayat Jantung-Asma: Tak Bilang di Tes Kesehatan
Menanggapi masukan warganet untuk mengubah tajuk “Siksorogo” tersebut, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Masrofi, angkat bicara.
Masrofi menuturkan, nama “Siksorogo” sudah lama terpakai jauh sebelum ia menjabat sebagai kepala dinas.
“Nama [Siksorogo] ini kan sebelum saya menjabat ya, sudah lima atau enam kali event. Tapi nama Siksorogo itu membuat orang penasaran, istilahnya menantanglah,” ujar Masrofi saat beritajateng.tv jumpai di kantornya, Selasa, 9 Desember 2025 sore.
Menurutnya, “Siksorogo” membuat pelari semakin penasaran bagaimana menantangnya trek Gunung Lawu. Hal itu pula yang menyebabkan jumlah pelari Siksorogo mencapai 5,7 ribu tahun ini.
Usulan ganti nama Siksorogo Lawu Ultra
Kendati begitu, Masrofi menyebut ia pernah usul untuk mengganti nama “Siksorogo” menjadi “Sehatrogo”.
“Saya sudah pernah menyatakan, ‘Nek ojo Siksorogo piye? Nek judule Sehatrogo piye?’ untuk yang akan datang bagaimana?” tuturnya.













