Meski keluarganya selamat, Novaldi mengaku khawatir karena sanak familinya ikut terdampak banjir. Situasi ini membuat beban finansial dan emosional mahasiswa perantau semakin besar.
“Banyak teman di sini kesulitan bayar kos, makan, bahkan komunikasi dengan keluarga pun susah,” tambahnya.
BACA JUGA: Salut! Warmah Semarang Gratiskan Semua Menu untuk Mahasiswa Rantau Terdampak Bencana Sumatera
Tidak sedikit mahasiswa perantau yang kini kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti uang makan, biaya kos, hingga biaya semester.
Biasanya, mereka mengandalkan kiriman orang tua, namun banyak ortu yang kini kehilangan penghasilan akibat daerahnya rusak, akses jalan terputus, dan aktivitas ekonomi lumpuh.
Organisasi mahasiswa dari Aceh-Sumatera di Tembalang telah mendirikan posko bantuan yang menyalurkan beras, mi instan, dan kebutuhan pokok lainnya. Meski begitu, bantuan tersebut belum cukup menopang kebutuhan harian para perantau.
“Kami berharap pemerintah segera tanggap. Banyak di antara kami yang kesulitan bukan karena malas, tapi karena kondisi darurat di kampung dan di sini,” harap Novaldi. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













