Pemerintah Australia dan Denmark, lanjutnya, mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang melakukan penanganan covid 19 berbasis potensi masyarakat melalui Jogo Tonggo. Program ini mempertimbangkan kearifan lokal dan potensi geografis di masing-masing wilayah.
“Rasa-rasanya ini sebenarnya bukan kehebatan kita. Kita hanya mengembalikan kebiasaan kita saja. Artinya ada identitas lokal yang perlu kita pertahankan seperti Jogo Tonggo. Tapi Jogo Tonggo kita perbarui karena dulu kalau Jogo Tonggo itu kan kalau ada kebakaran, ada maling, kita ubah,” ucapnya.
Perubahan itu, kata wagub, untuk menyesuaikan penanganan persoalan yang saat ini dialami. Seperti sekarang ini pemerintah sedang mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, maka Jogo Tonggo dimodifikasi menjadi Jogo Ternak. (Ak/El)