Michelle Ziudith menyatakan bahwa pendalaman riset merupakan faktor utama dalam memahami peran Maria.
Ia menyadari bahwa situasi perbedaan keyakinan antara ibu dan anak cukup sering terjadi di masyarakat Indonesia.
Fakta tersebut meyakinkannya bahwa film “Jangan Panggil Mama Kafir” sangat relevan dengan realitas sosial.
Mendorong Dialog dan Karya Relevan di Industri Film Nasional
Giorgino Abraham berpendapat bahwa film produksi Maxima Pictures ini mampu memicu diskusi yang konstruktif mengenai toleransi di Indonesia.
BACA JUGA: Sinopsis Film: Beri Cinta Waktu, Kisah Romantis yang Menyentuh Jiwa
Ia meyakini bahwa karya seperti ini berperan penting dalam membantu masyarakat memandang perbedaan sebagai sesuatu yang indah, bukan sebagai ancaman.
Film ini menjadi sarana yang kuat untuk menanamkan nilai-nilai persatuan.
Selain itu, Giorgino mengajak para sineas Indonesia untuk terus menciptakan karya-karya yang berani dan relevan.
Ia menyampaikan bahwa para pembuat film perlu keluar dari zona nyaman, karena justru tema-tema sensitif namun jujur seperti inilah yang mampu memberikan dampak sosial yang signifikan.
Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya keberanian dan inovasi dalam dunia perfilman. (*)













