KesehatanNasional

Program ‘Pangeran Diponegoro’, Bawa Kota Semarang Raih Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik

×

Program ‘Pangeran Diponegoro’, Bawa Kota Semarang Raih Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik

Sebarkan artikel ini
Inovasi Pangeran Diponegoro
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menerima penghargaan dari Menpan RB Abdullah Azwar Anas atas program Pangeran Diponegoro Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023 di Jakarta, Selasa 22 November 2023. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Pemkot Semarang berhasil meraih penghargaan atas inovasi program Pangeran Diponegoro sebagai Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023, di Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas menyerahkan langsung penghargaan kepada Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Pangeran Diponegoro adalah singkatan dari Pencapaian Program UHC Kota Semarang 100 persen Didukung dengan Peran Lintas Program dan Lintas Sektor Secara Gotong Royong.

Program ini merupakan inovasi pemkot Semarang yang menggandeng stakeholder. Untuk peduli dan secara langsung mendukung pembiayaan kesehatan masyarakat dengan UHC (Universal Health Coverage).

“Alhamdulillah mewakili Pemerintah Kota Semarang, masyarakat khususnya Dinas Kesehatan Kota Semarang. Untuk menerima penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023 lewat program PANGERAN DIPONEGORO,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya.

“Dengan penghargaan ini, semakin memantik kita untuk lebih aktif berinovasi membuat program terbaik. Harapannya program pemkot Semarang ini bisa mencapai ‘achievement’ lima besar dan terus memotivasi teman-teman OPD agar lebih berinovasi lagi,” kata Mbak Ita.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam menambahkan, dalam program PANGERAN DIPONEGORO pemkot Semarang berupaya agar pembiayaan UHC tidak bergantung pada APBD.

“Kita upayakan agar UHC sumbernya dari Non APBD, caranya ya dengan menggandeng perusahaan-perusahaan, UMKM. Tokoh masyarakat lintas sektoral untuk bergotong royong peduli dengan kesehatan masyarakat,” Kata Hakam.

Contohnya, lanjut Hakam, perusahaan peduli dan mau membiayai UHC warga di sekitar perusahaannya.

“Jadi yang nanggung (pembiayaan UHC) bukan dari APBD, tapi dari CSR, Tokoh agama, perusahaan-perusahan juga bank sampah. Bank Sampah juga ada porsinya untuk pembiayaan UHC juga,” sebut Hakam.

Menurut Hakam, dulu anggaran UHC Pemkot Semarang melalui APBD mencapai Rp 150 miliar. Namun dengan inovasi ini, dalam dua tahun Pemkot Semarang hanya mengeluarkan APBD Rp 50-60 miliar.

Inovasi Program Pangeran Diponegoro

“Dalam inovasi ini, Pemkot melibatkan seluruh stake holder dan semua ‘di songgo’ bareng-bareng. Tidak hanya dari APBD. Tapi dari sisi pembiayaan, kemanfaatan juga,” Katanya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan