SEMARANG, beritajateng.tv – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mengajak masyarakat Indonesia untuk menciptakan lingkungan suportif dan komunikasi terbuka agar anak dan remaja tidak takut mengungkapkan perasaannya.
Menurutnya, dunia saat ini menyajikan tekanan yang semakin kompleks bagi anak-anak. Karena itu, penting bagi mereka untuk memiliki ruang aman saat menghadapi masalah.
“Semua orang, adik-adik, baik anak-laki, anak-perempuan bisa berhak untuk sedih bila mereka ada masalah,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Muladi Dome Universitas Diponegoro, Selasa, 2 Desember 2025.
BACA JUGA: 700 Pelajar Semarang Bermasalah Kesehatan Mental, Pijar Siap Jadi Solusi
Menurutnya, bukan larangan untuk sedih yang harus ditanamkan, tetapi bagaimana lingkungan bersikap saat seorang anak membutuhkan komunikasi.
“Ketika merasa sedih, perlu pertolongan atau pengin bicara dengan siapa dan lingkungan itu menjadi support system dan tentu ini membangun sebuah dialog komunikasi,” tuturnya.
Veronica Tan: Kesehatan mental generasi muda tanggung jawab kolaborasi pemerintah, akademisi, dan media
Veronica menegaskan bahwa kesehatan mental generasi muda bukan hanya isu individu, tetapi tanggung jawab kolektif.
“Kami dari pemerintah, dari akademisi juga dari media tentu ya, melihat perlu kolaborasi bersama membangun mental anak-anak kita,” ucapnya.
Dalam pesan penutupnya, Veronica menempatkan konsep akal budi sebagai pondasi pembentukan karakter. “Generasi sekarang pintar punya teknologi, punya akal dan ilmu, tapi jangan lupakan satu kata berikutnya adalah budi,” katanya.













