SEMARANG, beritajateng.tv – Kasus meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), dr. Aulia Risma Lestari, mengejutkan banyak pihak.
Aulia menurut dugaan mengakhiri hidupnya akibat tekanan berat selama menjalani pendidikan di PPDS Undip, Semarang, Jawa Tengah.
Kisah tragis ini menjadi perhatian publik setelah terungkapnya isi diary Aulia, yang menggambarkan betapa besar beban fisik dan mental yang ia hadapi.
Dalam catatan tersebut, Aulia mencurahkan perasaannya tentang kesulitan yang ia alami, termasuk rasa sakit yang luar biasa dan ketidakmampuannya untuk melanjutkan hidup.
Aulia nekat mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat bius jenis Roculax, sebuah tindakan yang memicu dugaan kuat bahwa ia menjadi korban bullying selama masa pendidikan.
Keterangan dari teman dekat Aulia mengungkapkan bahwa ia sering kali menangis di dalam kamarnya sebelum kejadian tragis tersebut.
Tidak hanya tekanan akademik, Aulia juga dugaannya mengalami perundungan selama menjalani pendidikan di PPDS Anestesi Undip.
Hal itu terungkap lewat sebuah akun Instagram @auliarismadiary yang membagikan kutipan dari diary Aulia. Unggahannya memperkuat dugaan bahwa ia menjadi korban perlakuan tak menyenangkan dari senior dan rekan-rekannya.
Kutipan dalam diary Aulia yang bertanggal 5 Juli 2024 menggambarkan betapa berat penderitaan yang ia rasakan.
Ia menulis tentang keinginannya untuk berhenti dan betapa sakitnya beban yang harus ia tanggung sebagai seorang dokter muda.
Ungkapan putus asa dalam catatan itu menjadi bukti nyata tekanan yang Aulia alami hingga mendorongnya untuk mengambil keputusan tragis tersebut.
Salah satu isi diary Aulia saat studi PPDS Anestesi Undip di RSUP Kariadi Semarang
1 semester aku berjuang di sini.
Terlalu berat untukku
Sakit sekali.
Beban fsiknya begitu besar.
Aku ingin berhenti.
Sakit sekali, sungguh sakit.
Rasanya masih sama,
Aku ingin berhenti.
Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.
Ada yang bisa menolong saya?
Apa Tuhan tau saya tersiksa?
Apa Tuhan tau aku kesakitan?
Kenapa di setiap aku berharap.