“Kami akan berkoordinasi dengan wilayah. Pengusaha boleh, instansi pemerintah, sekolah, masjid, puskesmas, dan warga mengeksplorasi sendiri. Misalnya satu perusahaan punya kawasan luas, kami minta bangunkan. ‘Pak, tolong bangunkan kami tiga atau empat sumur resapan air,'” terangnya.
Pembangunan sumur resapan disebut tidak membutuhkan biaya besar. Menurut Yudi, estimasinya sekitar Rp6 juta per titik untuk biaya gali dan pemasangan buis beton.
“Artinya anggaran ini pun juga gotong-royong. Di lahan mereka, mereka mengajukan sendiri. Bisa, bisa,” katanya.
“Kami dorong supaya setiap rumah kalau bisa Zero delta Q, tidak menghasilkan limpasan air ke luar halaman. Supaya tidak banjir,” lanjutnya.
Selain itu, jelasnya, program ini juga menyasar kawasan dengan ruang terbuka seperti lapangan warga dan lahan perusahaan.
“Itu untuk pemerataan tempat. Kemudian serapan air lebih banyak dan penghematan biaya,” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah