“Nantinya akan ada dua versi buku, Indonesia dan Prancis. Kalau dijadikan satu, rasanya terlalu tebal, jadi kemungkinan akan diterbitkan terpisah,” jelas Adhitia.
Jejak maestro karawitan yang mendunia
Ki Narto Sabdho, lahir pada 25 Agustus 1925, terkenal sebagai dalang sekaligus komponis gamelan yang produktif menciptakan tembang-tembang legendaris, salah satunya “Gambang Suling”.
Warisan seninya tidak hanya mengakar di dunia pedalangan Jawa, tetapi juga menjadi pintu masuk pengenalan budaya Indonesia di kancah global.
BACA JUGA: Museum Ranggawarsita Semarang Gelar Pameran Nasional Kain Tradisional Nusantara, Hanya Sampai 12 Mei 2025
Melalui peringatan seabad ini, Dekase berharap generasi muda bisa lebih dekat dengan karya Ki Narto Sabdho sekaligus memahami bahwa seni tradisi tetap bisa berdialog dengan zaman modern dan budaya internasional.
“Jadi memang tidak hanya seremoni, tapi bagaimana warisan Ki Nartosabdho bisa kita bawa ke ruang-ruang baru. Termasuk sastra dan publikasi internasional,” tutup Adhitia. (*)
Editor: Farah Nazila