“Awalnya ada yang dari luar negeri, tapi karena kita mundur jadi ada yang membatalkan,” tambahnya.
SNC Terdampak Efisiensi Anggaran
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, ada 170 peserta SNC 2025.
Menurutnya, beberapa kontingen dari luar kota yang turut tampil dalam parade SNC 2025.
Pihaknya mengangkat tema Perisai Nusantara dalam parade Semarang Night Carnival 2025. Ada empat subtema flora fauna yang memiliki filosofi mendalam.
Pertama, bunga anggrek. Bunga ini merupakan khas Indonesia yang dikenal dengan berbagai spesies. Kemudian, subtema burung cendrawasih. Burung dewa ini jadi ikonik Indonesia.
Selanjutnya, juga mengambil tema burung merak Jawa sebagai subtema. “Merak Jawa, mengangkat budaya Jawa. Burung merak memiliki filosofi sangat tinggi. Sehingga kerap menjadi bagian dari prosesi budaya,” sebutnya.
Subtema terakhir, penjor atau janur. Menurut Wing, penjor hanya ada di Indonesia. Penjor ini bagian dari nguri-uri budaya leluhur, di mana janur biasa digunakan untuk berbagai upacara adat.
“Ini upaya keramahtamahan masyarakat Jawa. Bentuk syukur masyarakat Jawa,” ujarnya.
Wing mengaku, SNC 2025 memang terdampak efisiensi anggaran. Sedianya, SNC 2025 diikuti berbagai kota di Indonesia.
Namun, ada beberapa yang membatalkan karena alasan efisiensi, antara lain Tabalong, Denpasar, bahkan Jakarta.
“Tapi, Insyaallah ke depan akan menghadirkan event-event di Semarang bisa go internasional. Sebetulnya, ada juga dari Korea. Namun, pergeseran waktu, sejingga tidak bisa reschedule pesawat. Beberapa negara sahabat kita sudah kami ragkul untuk bersama mengangkat seni budaya,” paparnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah