“Kalau kita bandingkan dengan instrumen lainnya, saham menguasai sekitar 50 persen transaksi. Agustus lalu nilainya mencapai Rp4,8 triliun,” kata Fanny.
Menurut Fanny, sektor yang paling banyak menarik minat investor sejak awal tahun hingga kini adalah sektor teknologi. Disusul, sektor basic industri, bahan baku, serta transportasi.
Sebaliknya, sektor perbankan dan consumer masih tertekan karena aksi jual bersih (net sell) investor asing.
“Trennya anak muda lebih agresif. Sementara, investor yang lebih senior cenderung memilih instrumen dengan risiko moderat seperti reksa dana atau obligasi,” jelasnya.
Dari sisi sektor, teknologi menjadi yang paling banyak investor minati sejak awal tahun. Setelah itu di susul sektor industri dasar, bahan baku, dan transportasi. Sebaliknya, sektor perbankan dan consumer goods masih tertekan akibat aksi jual bersih investor asing.
Secara tahunan, Fanny menyebut, jumlah investor pasar modal di Jateng mengalami kenaikan 11 persen dari periode yang sama pada 2024.
“Trennya anak muda lebih agresif, sedangkan investor yang lebih senior cenderung memilih instrumen dengan risiko moderat. Dengan tren yang ada, kami optimistis minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap pasar modal akan terus tumbuh,” ujarnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah