SEMARANG, beritajateng.tv – Efisiensi anggaran oleh pemerintah berdampak pada banyak sektor. Termasuk sektor perhotelan.
General Manager Hotel Harris Sentraland Semarang, Alit Winawa mengungkapkan jika tahun 2025 akan menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan bisnis hotel dan pariwisata. Pasalnya, pemerintah kini mengurangi perjalanan dinas atau aktivitas-aktivitas yang melibatkan sektor perhotelan.
“Bisnis pariwisata sekarang mulai struggle apalagi pengurangan biaya karena kita sebenarnya hidup dari sokongan pemerintah. Ketika ada penciutan anggaran sangat efek kepada bisnis kita,” ungkap Alit kepada beritajateng.tv, Sabtu, 8 Februari 2025.
Alit menuturkan, pemerintah selama ini menjadi penyumbang terbesar terhadap tingkat keterisian hotel atau okupansi. Mulai dari kegiatan pertemuan, rapat, hingga seminar.
BACA JUGA: Spesial Sambut Natal dan Tahun Baru 2025, Grand Candi Hotel Semarang Tawarkan Beragam Promo Menarik
Dengan adanya kebijakan pemangkasan biaya perjalanan dinas itu, kata Alit, geliat bisnis sektor perhotelan akan berkurang signifikan. Ia mencontohkan, pendapatan di Hotel Harris Sentraland selama ini lebih dari 70 persennya berasal dari kegiatan pemerintah.
“Instansi menyumbang lebih 70 persen, karena hotel memang disokong oleh pemerintah. Kalau sekarang pemerintah telah mulai mengencangkan ikat pinggang, apa yang bisa mengganti bisnis itu,” sambungnya.
Sasar target pasar lain
Lebih lanjut, Alit menyampaikan jika awal tahun semestinya menjadi berkah tersendiri bagi bisnis perhotelan. Sebab, awal tahun menjadi waktu bagi pemerintah akan mengalokasikan anggaran untuk setahun kedepan dan mulai merancang rencana kegiatan.
Namun, akibat kebijakan efisiensi yang terjadi, Hotel Harris Sentraland hampir tidak menerima reservasi hotel untuk kegiatan instansi pemerintah selama beberapa bulan ini. Artinya, tingkat keterisian tahun ini masih minim.