SEMARANG, 8/9 (beritajateng.tv) – Pemprov Jateng diminta mengoptimalkan fungsi Balai Benih dan Balai Ternak di Jateng. Selama ini, balai-balai milik Pemprov banyak yang mangkrak. Dorongan tersebut muncul setelah ditetapkannya Raperda tentang Peningkatan dan Pengembangan Balai Ternak, Balai Benih Ikan dan Balai Benih Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Jateng.
Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sumanto mengatakan, Balai Benih Ikan, Balai Benih Tanaman, hingga Balai Ternak milik Pemprov yang ada saat ini merupakan peninggalan zaman Belanda. Kondisinya banyak yang mangkrak dan tidak berfungsi optimal.
“Sekarang banyak yang mangkrak karena tak mendapatkan anggaran cukup dan pemerintah tak fokus kesitu,” ujar Sumanto, Kamis (8/9/2022).
Dia merinci, luas Balai Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura milik Pemprov Jateng ada 600 hektare dan tersebar di 45 titik. Balai Ternak ada 45 hektare, tersebar di 21 titik, dan Balai Benih Ikan luasnya sekitar 17 hektare tersebar di 19 titik. Potensi yang ada tersebut cukup besar dan harus dimanfaatkan secara maksimal.
Menurut politisi PDI Perjuangan tersebut, tugas balai-balai ini adalah membuat dan mengembangkan riset. Dia berharap para petani, peternak, serta pembudidaya ikan terjun ke balai mencari bibit unggul untuk mereka tanam.
“Karena beternak dan bertani itu nomor satu yang dibutuhkan adalah bibit yang bagus. Kalau bibitnya bagus, 60 persen akan berhasil,” ungkap mantan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar tersebut.
Jika fungsi balai-balai tersebut ditingkatkan, petani dan peternak tak akan kesulitan mencari bibit tanaman atau ternak.
“Selama ini kita mau tanam durian, belanja bibitnya lewat online sehingga tidak ada jaminan. Durian perlu waktu lama untuk tumbuh. Setelah ditunggu tiga sampai empat tahun, ternyata duriannya kecil. Ini tidak perlu terjadi bila sejak awal balai-balai menyediakan bibit yang bagus,” paparnya.
Gabung ke Saluran