SEMARANG, beritajateng.tv – Kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat berdampak pada sejumlah hotel di Kota Semarang. Bahkan, kerugian dari kebijakan tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Hal itu terasa salah satunya di Hotel Ciputra Semarang. Akibat banyaknya perjalanan dinas yang batal, Hotel Ciputra Semarang bahkan mengalami kerugian hingga Rp350 juta.
“Kebijakan efisiensi anggaran sangat berdampak bagi kami. Beberapa kementerian membatalkan perjalanan dinas mereka, sehingga kami kehilangan bisnis sekitar Rp350 juta,” ungkap General Manager Hotel Ciputra Semarang, Erny Kusmastuti saat beritajateng.tv hubungi, Selasa, 18 Februari 2025.
Erny mengatakan, efisiensi anggaran sangat berpengaruh terhadap pendapatan Hotel Ciputra. Pasalnya, selain mengandalkan kunjungan wisatawan, sebagian besar hotel memang bergantung pada sektor pemerintahan.
BACA JUGA: Siapkan Tim Transisi untuk Atur Efisiensi Anggaran, Ahmad Luthfi: 20 Februari Sudah Running Program
Sehingga, ketika pemerintah menerapkan efisiensi anggaran, penjualan kamar pun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Ia juga menambahkan, dampak dari efisiensi anggaran ini tidak hanya terasa oleh sektor hotel. Akan tetapi juga oleh industri pendukung yang bergantung pada kebutuhan hotel. Seperti vendor sayur, ayam, makanan, dan UMKM lainnya.
“Jika kondisi ini berlanjut, banyak restoran dan usaha kecil lainnya yang mungkin terpaksa tutup akibat penurunan jumlah tamu hotel yang drastis,” sambungnya.
30 persen pesanan dibatalkan
Sementara itu, Metro Park View Hotel Kota Lama Semarang juga merasakan dampak serupa. Akibat kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat, hotel bintang 4 yang terletak tak jauh dari ikon wisata Kota Semarang itu mengalami penurunan pendapatan yang cukup terasa.
Respon (1)