Gaya Hidup

Di Balik Layar Mortal Kombat II: Lokasi Syuting, Koreografi, dan Efek yang Bikin Tegang

×

Di Balik Layar Mortal Kombat II: Lokasi Syuting, Koreografi, dan Efek yang Bikin Tegang

Sebarkan artikel ini
Mortal Kombat II
Poster film Mortal Kombat II. (Foto: instagram @mortalkombatmovie).

SEMARANG, beritajateng.tv – Meski Mortal Kombat II terkenal sebagai game arcade, saat adaptasi film tahap produksi pra-produksi menyusutkan banyak ambisi visual. Untuk game arcadenya, sebagian besar efek dilakukan di studio dengan teknik stop-motion clay untuk figur seperti Goro dan Kintaro.

Sebenarnya, hal ini cukup teknis karena patung clay dibuat sebagai miniatur 12 inci sebelum dijadikan animasi stop-motion. Sementara itu, untuk film yang akan datang, syuting berlangsung di Australia dengan memanfaatkan Adelaide Studios dan kamera ARRI ALEXA LF dengan lensa anamorphic. Hasilnya, menciptakan estetika visual epic yang mendalam.

BACA JUGA: Siapa yang Paling Mematikan di Mortal Kombat II? Intip Profil dan Aktor Para Petarung!

Bongkar Behind the Scene Mortal Kombat II

Antara Seni Bela Diri dan Sinematik Kamera

Di balik setiap fatality dan gerak tarung mematikan, ada koreografer profesional. Saat film pertama tahun 1995, Robin Shou (Liu Kang) jadi salah satu koordinator aksi.

Sementara itu, untuk game Mortal Kombat II, aktor seperti Ho‑Sung Pak (suara dan gerak Liu Kang dalam game) juga berperan sebagai stunt coordinator untuk sekuel video game.

Selain itu, teknik pengambilan gambar mengejar intensitas adegan. Kamera bergerak mengikuti akselerasi kolaborasi tumbukan tubuh. Teknik ini berfungsi sebagai shot close‑up dan low-angle untuk menonjolkan efek pukulan dan tendangan penuh energi.

BACA JUGA: Plot Twist, Musuh Rahasia yang Mungkin Menggetarkan Ending Mortal Kombat II

Efek Khusus

Untuk sekuel game arcade, penggunaan clay miniatur untuk Goro & Kintaro cukup inovatif. Setiap frame dipotret manual menghasilkan animasi stop‑motion natural. Teknik ini membatasi koreografi berat seperti backflip karena harus minimal di game.

Dalam produksi film baru, efeknya beralih ke digital, termasuk adegan final berdurasi sepuluh menit yang benar‑benar menuntut akurasi fisik dan brutalitas adegan.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan