SEMARANG, beritajateng.tv – Program barak militer dan kebijakan jam malam bagi remaja dinilai dapat menekan kasus kenakalan remaja. Namun, dari sudut pandang psikologis, ternyata program tersebut hanya memiliki efektivitas jangka pendek.
Dosen Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES), Nuke Martiarini, S.Psi., M.A. menilai bahwa program barak militer maupun jam malam bisa menjadi strategi yang cukup efektif untuk menekan perilaku kekerasan dan kenakalan remaja.
Menurutnya, program barak militer atau jam malam memang mampu memberikan intervensi perilaku secara langsung dalam jangka pendek. Program tersebut perlu terdukung oleh pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
“Itu cukup efektif untuk memanipulasi perilaku, ya. Intervensinya clear, mereka diajari ini dan itu dalam kurun waktu tertentu. Tapi itu mungkin hanya jangka pendek,” ujarnya saat beritajateng.tv wawancarai pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Anak-anak yang mengikuti program tersebut dibiasakan pada aturan dan disiplin, namun tetap kembali pada pola asuh keluarga yang menjadi lingkungan utama mereka sehari-hari.
“Menurut saya itu bisa jadi efektif ketika di kombinasikan. Karena itu kan sebetulnya suatu program di luar si anak. Ketika program itu selesai, anak kembali ke rumah. Maka juga sebaiknya memang ada program lain yang menyertai, yang tidak hanya menggarap anaknya tetapi juga caregiver-nya, orang tuanya,” jelas Nuke.
BACA JUGA: Tiru Gubernur Jabar KDM, Wali Kota Solo Respati Bakal Kirim Anak Nakal ke Barak Militer
Agar hasil dari program tersebut bersifat berkelanjutan dan berdampak jangka panjang, maka sangat penting melibatkan para orang tua, tokoh masyarakat, dan pihak sekolah.
“Jam malam itu oke menurut saya, sepanjang orang tua juga di berikan pemahaman yang sama. Tokoh masyarakat juga perlu dilibatkan,” ujarnya lebih lanjut.
Harus jadi program berkelanjutan yang melibatkan orangtua, sekolah, dan tokoh masyarakat
Dosen yang baru menyelesailan disertasi di New Zealand ini menegaskan bahwa kolaborasi antar unsur lingkungan remaja menjadi faktor penentu keberhasilan program. Dalam hal ini, sekolah juga memegang peran sentral dalam mengawasi dan membina anak-anak di usia rentan.
“Kalau untuk jangka panjang akan lebih efektif kalau bekerja sama dengan orang tua, tokoh masyarakat, dan pihak sekolah. Karena sekolah ini juga menjadi kunci,” jelas Nuke.
Kebijakan represif seperti jam malam dan program barak militer menjadi solusi darurat dalam menanggulangi masalah kenakalan remaja. Namun, hal tersebut di nilai sementara karena untuk membentuk karakter anak perlu dukungan pendekatan edukatif dan perubahan dalam pola pengasuhan di rumah.