SEMARANG, beritajateng.tv – Kampoeng Pelangi yang sempat menjadi ikon kota Semarang karena elok warna warni rumah-rumah warga dan lingkungan, kini bernasib suram.
Saat itu, lorong-lorong sempit yang sebelumnya biasa-biasa saja, tiba-tiba disesaki wisatawan dari berbagai penjuru. Rumah-rumah warga di cat warna-warni, menjelma jadi kanvas raksasa yang memikat lensa kamera.
Kampoeng Pelangi viral, ramai diperbincangkan media lokal hingga mancanegara. Namun, suasana itu kini tinggal kenangan.
BACA JUGA: Tepian Kopi Taman Kasmaran, Tempat Nongkrong Estetik di Semarang
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Pelangi, Yoseph Tri Prawoko menceritakan bagaimana suasana kampungnya pada tahun 2017.
Menurutnya, pengunjung yang dulu datang setiap hari, kini nyaris tak terlihat. “Kalau soal penurunan, itu drastis. Hampir 100 persen,” kata pak Woko sapaan akrabnya.
Woko menyebut, saat ini kunjungan wisatawan hanya tersisa dari kapal pesiar yang sesekali membawa turis asing. Itupun jumlahnya sangat minim.
Selain itu, kedatangan tamu kini lebih sering dari komunitas atau pengelola wisata lain yang ingin studi tiru, seperti baru-baru ini Pokdarwis Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta.
“Sekarang tetap ada turis, sekitar 1 atau 2 yang keliling jalan-jalan,” ucapnya.
Woko memaparkan, faktor utama yang menjadi penyebab turunnya minat wisatawan adalah pudarnya cat yang menjadi ciri khas Kampoeng Pelangi.
Cat yang semula menjadi daya tarik utama, rata-rata kini sudah memudar dan tak lagi mencolok.
“Cat itu maksimal hanya bertahan enam bulan. Setelah itu mulai pudar. Dulu kita sempat perawatan di tahun 2019, biayanya kurang lebih sekitar Rp 200 juta –250 juta. Tapi sekarang? Sudah lama tidak ada lagi,” terang Woko.
Ia mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah mengajukan proposal pengecatan ulang kepada Dinas Tata Ruang (Distaru) saat Walikota Semarang masih dijabat oleh Hevearita Gunaryanti Rahayu. Proposal itu, sebutnya, belum membuahkan hasil.
“Sampai sekarang belum ada informasi, karena memang saat pengajuannya itu kan berbarengan dengan pemilihan Wali Kota Semarang. Informasi terakhir ya suruh menunggu saja, sehingga sekarang Kampoeng Pelangi dengan adanya cat sekarang sudah pudar ya sekarang kayak gini,” katanya.