Gaya Hidup

Angka Pernikahan Menurun, Efek Perempuan Sudah Merdeka?

×

Angka Pernikahan Menurun, Efek Perempuan Sudah Merdeka?

Sebarkan artikel ini
perempuan bahagia
Ilustrasi perempuan bahagia. (Pexels/Pixabay)

SEMARANG, beritajateng.tv – Angka pernikahan di Indonesia menunjukkan tren penurunan, terutama di kalangan perempuan yang memiliki keinginan tidak menikah. Psikolog Probowatie menilai fenomena ini dipicu oleh perubahan pola pikir dan gaya hidup perempuan modern yang semakin mandiri, baik secara finansial maupun emosional.

“Perempuan sekarang banyak yang merdeka, mereka cenderung mandiri. Mereka tidak merasa butuh pasangan untuk bertahan hidup, hanya butuh teman ngobrol. Dalam perkawinan ada ikatan dan tanggung jawab, sedangkan hidup sendiri terasa lebih bebas,” ujar Probowatie saat beritajateng.tv hubungi pada Jumat, 15 Agustus 2025.

Menurutnya, pergeseran nilai ini membuat pernikahan tidak lagi dianggap sebagai kebutuhan utama. Faktor kebebasan waktu, karier yang stabil, hingga kemudahan akses pergaulan menjadi alasan banyak perempuan menunda bahkan memilih untuk tidak menikah sama sekali.

“Kebutuhan emosional bisa terpenuhi lewat obrolan atau persahabatan, tanpa harus terikat secara formal. Kebutuhan seksual pun, bagi sebagian orang, bisa mereka dapat di luar pernikahan,” lanjutnya.

BACA JUGA: Angka Pernikahan di Indonesia Menurun, BKKBN Jateng: Bisa Ganggu Keseimbangan Demografi

Probowatie mengungkap hasil penelitiannya terhadap 750 responden perempuan yang menikah di usia 24–25 tahun. Saat berusia 32–33 tahun, sebagian besar mengaku menyesal menikah terlalu muda dan merasa pernikahan tidak otomatis membawa kebahagiaan.

“Banyak yang baru merasa siap menikah di usia 30–35 tahun, saat karier sudah mapan,” jelasnya.

Selain itu, tren childfree atau memilih tidak punya anak juga semakin marak. Alasannya bervariasi, mulai dari fokus pada karier, kekhawatiran soal biaya hidup, hingga trauma atau ketakutan terhadap risiko pelecehan anak akibat kurangnya pengawasan karena kedua orang tua bekerja.

Namun, di sisi lain, Probowatie menyoroti fenomena yang berlawanan di kalangan remaja. Masih marak pernikahan dini karena kehamilan di luar nikah, terutama di usia SMP dan SMA.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan