SEMARANG, beritajateng.tv – Petani tembakau di lereng Gunung Merbabu, wilayah Kabupaten Semarang, berkeluh kesah ihwal harga panen tembakau yang “terjun bebas”.
Faktor cuaca yang akhir-akhir ini tak menentu membuat umumnya petani tembakau kelimpungan usai harga hasil panen jauh dari ekspektasi mereka.
Setidaknya ini terungkap oleh Sawal (42), seorang petani tembakau di Dusun Sokowolu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Menurutnya, musim kemarau seperti sekarang ini mestinya sudah tidak ada hujan. Sehingga, proses penjemuran daun tembakau yang baru terpetik bisa maksimal.
BACA JUGA: Harga Tembakau Anjlok, Pemkab Semarang Beri Bantuan Alsintan, Siapkan Langkah Bantu Petani
Namun, sejak tembakau ditanam hingga daunya dipanen justru masih turun hujan, tak terkecuali di lereng Gunung Merbabu, Kecamatan Getasan.
Agar proses penjemuran bisa optimal, petani harus membawa daun tembakau yang sudah dirajang untuk dijemur hingga ke wilayah Karanggede, Kabupaten Boyolali.
“Karena di sana panasnya cukup bagus dan curah hujan masih rendah untuk penjemuran,” jelasnya saat beritajateng.tv temui, Selasa, 26 Agustus 2025.
Pasalnya, jika tidak begitu, petani tak akan mendapat apa-apa karena harga jual daun tembakau basah cukup murah.
Petani tembakau di Lereng Merbabu masih harus keluar ongkos ratusan ribu untuk angkutan PP
Yang menjadi persoalan, kata Sawal, petani masih harus mengeluarkan ongkos angkut pergi-pulang paling tidak Rp400 ribu per pikap.
Ongkos tersebut belum termasuk ongkos tenaga rajang dan tenaga penjemur. Sehingga, beban biaya yang harus para petani keluarkan tentunya juga semakin mahal.