SEMARANG, beritajateng.tv – Civitas akademika Universitas Diponegoro (Undip) menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi politik dan sosial Indonesia pascaaksi unjuk rasa yang menelan korban jiwa.
Rektor Undip, Suharnomo, menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk menempatkan kemanusiaan di atas kepentingan politik.
“Peristiwa ini menunjukkan betapa rapuhnya demokrasi jika tidak dijaga dengan kesabaran, kebijaksanaan, dan penghormatan pada hak asasi manusia,” ujarnya di Lapangan Widya Puraya Undip pada Kamis, 4 September 2025.
Undip menyatakan duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi tersebut. Menurut Suharnomo, kehilangan itu bukan hanya menjadi duka keluarga, tetapi juga luka bagi bangsa.
Ia menekankan agar pengorbanan para korban dijadikan pengingat untuk menegakkan keadilan dan kemanusiaan sebagai pondasi masa depan Indonesia.
BACA JUGA: Sempat Walk Out, BEM Undip Akui Kecewa dengan Dialog DPRD Jateng, Ini Alasannya
Aksi damai civitas akademika Undip minta aparat humanis, bukan represif
Dalam pernyataannya, Undip mendesak aparat penegak hukum untuk mengedepankan pendekatan persuasif dan proporsional.
“Aparat negara bukanlah alat represi, melainkan pengayom rakyat. Tindakan kekerasan hanya akan memperdalam jurang ketidakpercayaan,” tegas Suharnomo.