Olahraga

PSIS Batal Diakuisisi, Panser Biru Geram: “Sudah Deal, Kok Dibatalin?”

×

PSIS Batal Diakuisisi, Panser Biru Geram: “Sudah Deal, Kok Dibatalin?”

Sebarkan artikel ini
PSIS Batal Diakuisisi, Panser Biru Geram: “Sudah Deal, Kok Dibatalin?”
Ketua Panser Biru, Kepareng Wareng, dalam podcast bersama beritajateng.tv. (Foto: YouTube/beritajatengtv channel)

SEMARANG, beritajateng.tv – Rencana akuisisi PSIS Semarang oleh pemilik Malut United, David Glen, resmi batal dan memicu kekecewaan mendalam dari para suporter, salah satunya Panser Biru.

Ketua Panser Biru, Kepareng Wareng, menyampaikan bahwa pembatalan sepihak PSIS Semarang tersebut terasa sangat mengejutkan. Terlebih proses menuju kesepakatan sudah berjalan cukup jauh.

Menurut Wareng, dukungan besar telah suporter berikan karena mereka melihat keseriusan David Glen dan jajaran manajemen Malut United dalam proses akuisisi. Berbagai progres telah berjalan, mulai dari pembahasan perombakan tim hingga rencana pembenahan manajemen PSIS.

“Teman-teman banyak yang kecewa. Dari awal Pak David dan Pak Ashgar menunjukkan keseriusan. Pemain rencananya akan di rombak, manajemen juga sudah di siapkan untuk di perbarui. Tinggal menunggu tanda tangan saja, tapi tiba-tiba dibatalkan sepihak. Itu yang membuat suporter merasa kecewa,” ujar Wareng di Simpang Lima, Senin, 17 November 2025.

Ia menjelaskan bahwa komunikasi antara perwakilan PSIS dan pihak Malut United sebenarnya telah mencapai kesepakatan harga. Notaris pun sudah di siapkan oleh pihak internal PSIS. Namun proses tersebut tidak berlanjut hingga tahap final.

BACA JUGA: Investasi PSIS Batal, Muncul Sosok Pengusaha Perempuan Semarang Siap Masuk!

Wareng juga mengungkapkan bahwa Malut United telah mengeluarkan biaya cukup besar selama proses penjajakan.

Di antaranya pembiayaan gaji pemain PSIS yang jatuh tempo pada 10 November, dengan total sekitar Rp700 jutaan. Termasuk operasional tim di Kudus dan bantuan ketika laga tandang ke Lamongan.

“Informasinya, Malut United sudah membantu pembayaran gaji pemain. Artinya mereka tidak main-main. Ada pelatih baru yang sudah datang, dan komunikasi intens terus berjalan. Itu membuat suporter yakin bahwa progresnya nyata,” tambahnya.

Ia menduga pembatalan terjadi karena adanya tawaran baru dengan nilai lebih tinggi kepada pemilik PSIS. Jika benar demikian, menurut Wareng, langkah tersebut tidak sesuai etika bisnis maupun etika dalam dunia olahraga.

“Kalau sudah deal dengan pihak lain lalu membatalkan karena ada tawaran baru, itu tentu tidak baik secara etika,” katanya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan