SEMARANG, beritajateng.tv – Setelah sungai Panjang di Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa, kondisi sungai Kedungringis di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, juga warga keluhkan.
Akibat sedimentasi yang parah, warga di sejumlah dusun mulai khawatir dan mendorong Pemerintah Desa (Pemdes) Candirejo mendesak pihak terkait untuk melakukan penanganan.
Hal ini disampaikan Kepala Desa Candirejo, Tri Gunawan Setiadi, yang dikonfirmasi di Kantor Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat, 5 Desember 2025.
Menurutnya, sungai Kedungringis di Kecamatan Tuntang dengan sungai Panjang di wilayah Kecamatan Ambarawa memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.
Alirannya melintas di beberapa wilayah desa/kelurahan dan bermuara di danau Rawapening. “Kalau sungai Kedungringis berhulu di wilayah Kota Salatiga,” katanya.
BACA JUGA: Fort Willem I Ambarawa Makin Elok, Menteri AHY: Bisa Jadi Kekuatan Pariwisata Baru Berskala Dunia
Berdasarkan peta rawan bencana Desa Candirejo, jelasnya, ada beberapa dusun masuk kategori rawan bencana. Seperti Dusun Kintelan Lor sampai dengan Dusun Kumpulrejo.
Karena dusun-dusun tersebut dilalui oleh aliran sungai Kedungringis. Sehingga menjadi skala priorotas dalam upaya kewaspadaan bencana luapan sungai.
Terlebih pada tahun 2020 lalu pernah terjadi bencana banjir bandang di Desa Candirejo dengan dampak terparah dirasakan warga yang ada di lingkungan Dusun Kumpulrejo.
Karena Dusun Kumpulrejo merupakan dusun paling rendah di wilayah Desa Candirejo, yang berdekatan langsung dengan kawasan genangan danau Rawapening.
Kerugian materi bencana banjir bandang
Tri Gunawan juga menyampaikan, walaupun tidak sampai mengakibatkan korban jiwa bencana banjir bandang tahun 2020 tersebut mengakibatkan kerugian materi yang tidak sedikit.
Karena di Dusun Kumpulrejo banyak rumah warga yang terdampak kerusakan. “Baik itu rusak berat, sedang maupun rusak ringan, belum lagi lahan pertanian,” jelas Tri Gunawan.













