Jateng

Dukung Siswa Berkebutuhan Khusus, SMPN 7 Semarang Buka Ruang Sumber Baru

×

Dukung Siswa Berkebutuhan Khusus, SMPN 7 Semarang Buka Ruang Sumber Baru

Sebarkan artikel ini
smpn 7 semarang
Siswa saat bermain di ruang sumber SMPN 7 Semarang. Kamis, 11 Desember 2025. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tvSMPN 7 Semarang menjadi salah satu sekolah yang aktif mengembangkan pendidikan inklusif di Kota Semarang.

Sekolah ini memiliki ruang sumber khusus untuk mendukung kegiatan siswa dengan kebutuhan pendidikan khusus (MPD). Ruang ini baru tersedia pada tahun ajaran ini setelah sebelumnya sekolah belum memiliki fasilitas serupa.

Endah Saraswati, Kepala SMPN 7 Semarang mengungkapkan bahwa ia terlibat langsung dalam proses pemahaman karakter siswa.

“Saya tidak hanya menyuruh guru. Saya sendiri datang, diskusi dengan orang tua, dan menemui petugas RDRM untuk memahami kebutuhan anak,” ungkapnya Kamis, 11 Desember 2025.

Pendekatan ke Orang Tua

Sebelum adanya ruang sumber, sekolah juga telah melalukan beberapa pendekatan kepada orang tua. Sekolah berusaha mengenal siswa secara individual berbasis latar belakang psikologis. Selain itu juga melakukan koordinasi intens dengan orang tua sejak awal masuk sekolah.

BACA JUGA: Terima Makan Bergizi Gratis Perdana, 778 Murid SMPN 6 Semarang Nikmati Menu Sandwich 

Pendekatan penuh empati ini membuat banyak siswa merasa diterima dan aman di sekolah. Guru Bimbingan Konseling (BK), Tri Widiyastuti, menjelaskan bahwa ruang tersebut menjadi tempat istirahat siswa MPD yang mengalami kejenuhan atau kelelahan di kelas biasanya di arahkan ke ruang BK.

Namun ruangan itu ternilai kurang ideal karena digabung dengan ruang staf sehingga membuat siswa tidak merasa bebas.

“Kalau dulu ada penyandang disabilitas yang perlu istirahat biasanya ke ruang BK. Tetapi mengingat ruang BK itu jadi satu dengan UKS, anak-anak merasa kurang nyaman. Jadi terganggu sendiri saat ingin menghibur diri atau istirahat,” jelas Tri saat beritajateng.tv temui di sekolah.

Saat ini terdapat lima siswa inklusi resmi, dan satu siswa non-administratif yang juga diperlakukan dengan pendekatan inklusi.

Empat siswa dari kelas VII. Dua di antaranya lamban belajar, satu disabilitas intelektual ringan, satu disleksia. Kemudian, kelas VIII terdapat dua siswa yang memiliki disabilitas fisik dan lamban belajar.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan