SEMARANG, 8/2 (beritajateng.tv) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang secara aktif melakukan screening untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan leptospirosis yang berpotensi merebak saat musim hujan.
“Ini kan masih (musim, red.) hujan ya. Kalau hujan, terus terang risiko kejadian DBD sama leptospirosis itu tinggi,” kata Kepala Dinkes Kota Semarang dr. Abdul Hakam saat ditemui awak media di Balaikota Semarang, Selasa (7/2/2023).
Pada Januari 2023, temuan untuk penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu di Kota Semarang tercatat sebanyak 66 kasus, dengan tiga pasien di antaranya meninggal dunia.
Sedangkan temuan kasus leptospirosis, yakni penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus pada periode sama, yakni 1-24 Januari 2023 tercatat sudah mencapai sembilan kasus, dan satu pasien di antaranya tidak tertolong.
“Kasusnya dalam Januari hampir sama kalau ‘head to head’ dengan tahun sebelumnya, jumlah hampir sama. Prediksi kami, periode Januari-Februari ini angka DBD masih naik. Lepto juga sama. Apalagi, ada genangan pascabanjir,” katanya.
Karena itu, Hakam meminta jajarannya untuk melakukan surveilans atau pencegahan lebih dini dengan mendatangi permukiman warga yang terdampak banjir dan rob selama tiga minggu berturut-turut.
“Dinkes dan puskesmas harus melakukan ‘screening’ aktif. Misalnya, ada daerah yang habis kena banjir atau rob. Kami suruh pantau selama tiga minggu berturut-turut,” katanya.