SEMARANG, beritajateng.tv – Sejumlah mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Dakwah menggelar aksi dalam rangka Refleksi September Hitam. Adapun aksi ini berlangsung di depan lampu merah Kampus 1 UIN Walisongo Semarang, Jumat, 29 September 2023 kemarin. Dalam aksi tersebut, mereka menuntut tanggung jawab negara terhadap kasus pelanggaran HAM serta segala bentuk pembungkaman kebebasan berpendapat.
Zaiful Fauzan, koordinator aksi mengatakan tujuan pihaknya menggelar serangkaian aksi di pinggir jalan adalah untuk mengingatkan sekaligus menyadarkan masyarakat sekitar akan maraknya kasus pelanggaran HAM yang belum selesai sampai saat ini. Terlebih, banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi di bulan September.
“Maka dari itu kami dari kader PMII Rayon Dakwah mengadakan yang namanya refleksi. Hal ini terutama untuk menyadarkan kader dan masyarakat, yang mana di bulan September ini bernama ‘September Hitam’,” jelasnya.
Aksi ini dimulai pukul 16.00 WIB dan menyasar pengguna jalan yang sedang menunggu lampu merah. Para mahasiswa bergantian memberikan orasi dan membacakan puisi. Beberapa pengendara juga mendapatkan brosur yang berisi berbagai kasus pelanggaran HAM yang masih menjadi permasalahan bagi pemerintah.
Mahasiswa UIN Walisongo Angkat beberapa kasus
Mengusung tema September Hitam, Zaiful menyebut terdapat beberapa kasus yang secara khusus mereka soroti. Antara lain Tragedi G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965, Tragedi Tanjung Priok yang terjadi 12 September 1984, Tragedi Semanggi II yang terjadi pada 24-28 September 1998, hingga tragedi reformasi yang terjadi pada 24 September 2019.
Selain itu, mereka juga mengangkat kasus yang akhir-akhir ini sedang hangat yaitu kasus Rempang. Menurut Zaiful, kasus Rempang merupakan salah satu tragedi kemanusian, di mana sangat banyak masyarakat Rempang yang saat ini masih menyuarakan ketidak terimaan mereka atas tanah yang negara ambil.