Scroll Untuk Baca Artikel
Indepth

Angka Pernikahan di Indonesia Tahun 2023 Menurun Paling Drastis, Begini Tanggapan Psikolog

×

Angka Pernikahan di Indonesia Tahun 2023 Menurun Paling Drastis, Begini Tanggapan Psikolog

Sebarkan artikel ini
psikolog | bunuh diri semarang | Angka Pernikahan
Psikolog Semarang, Probowatie Tjondronegoro (Foto: Dokumentasi Pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tv – Penurunan angka pernikahan jadi fenomena yang saat ini terjadi di masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2023, angka pernikahan di Indonesia menurun paling drastis dalam 10 tahun terakhir.

Melihat hal tersebut, Psikolog Rumah Sakit (RS) St. Elisabeth Semarang Probowatie Tjondronegoro, Dra. M.Si, Psikolog angkat bicara. Menurutnya, anak-anak muda saat ini prioritas hidupnya bukan untuk berkeluarga, menjalin hubungan ikatan melalui pernikahan.

“Mereka mengejar aktualisasi diri, jabatan, karier yang baik sehingga banyak anak-anak muda serius melanjutkan sekolah, hidup mandiri dan mengejar karier,” ujar Probo, sapaan akrabnya, Minggu, 17 Maret 2024.

Ia menjelaskan jika generasi muda puas bukan memiliki keluarga yang bahagia. Tetapi puas karena karya atau karir yang bagus. “Mereka berlomba lomba untuk jadi ‘orang’, untuk mencapai posisi atas,” imbuhnya.

“Kariernya bagus, karya buatannya bagus. Sehingga tujuan kepuasannya sudah beda. Bahkan mereka lupa dengan perkawinan, atau mereka menunda dan merasa tidak perlu,” sebutnya.

BACA JUGA: Benarkan Angka Pernikahan Turun, Kemenag: Perubahan UU Perkawinan Salah Satu Faktor di Jateng

Mindset generasi muda pengaruhi angka pernikahan

Probo menyebut, seiring perkembangan zaman, mindset generasi muda jelas berbeda dengan zaman dahulu. “Kalau dulu ada namanya tabu, bahkan menjadi aib kalau belum menikah sampai usia tertentu. Namun sekarang mereka cuek. Mungkin sudah nyaman hidup sendiri, mau menikah ‘wes kasep’. Sudah enak hidup sendiri, mandiri, kariernya bagus. Sehingga masa-masa itu lewat,” kata Probo.

Meski demikian, dirinya mengakui jika jenjang karir dan jabatan anak-anak muda saat ini lebih baik. Banyak pemuda yang sudah nenyandang jabatan CEO muda, manajer muda, dan menunjukkan aktualisasi dirinya.

“Kalau saya melihat secara positif, anak muda malas menikah ya karena ingin berfokus ke karier,” bebernya.

“Tak ingin ada ikatan [pernikahan, Red], bahkan kebutuhan seksual atau biologis disalurkan dengan kebebasan. Ngapain mesti menikah? Wong kita suka sama suka kok. Saat ini memang semua serba terbuka, norma-norma semakin longgar. Sehingga banyak yang hubungan intim meski tanpa menikah,” jelas dia.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan