SEMARANG, beritajateng.tv – Lebaran 2024 menyisakan banyak cerita. Seperti halnya munculnya rekor-rekor baru selama arus mudik maupun balik.
ASDP Ferry mencatat, 42 ribu kendaraan roda empat l menyeberang dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera selama arus mudik. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang ASDP berdiri.
Selain itu, KAI Daop 1 Jakarta juga memecahkan rekor dengan memberangkahkan 370 ribu lebih penumpang selama mudik lebaran 2024.
Menanggapi hal tersebut, Sukarjo Waluyo, Ketua Departemen Susastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menilai, mudik merupakan masa yang perantau tunggu-tunggu untuk kembali ke kampung asalnya. Hal tersebut bahkan telah menjadi sebuah tradisi tahunan.
BACA JUGA: Libur Lebaran Telah Usai, Mudik Bisa Jadi Momen ‘Reset’ Semangat Pekerja Rantau di Kota
“Tradisi tahunan ini adalah sebuah fenomena sosial yang mencerminkan lapisan budaya, nilai, serta identitas kolektif yang terbentuk dalam masyarakat. Dalam perspektif budaya, mudik Lebaran bisa kita maknai sebagai ruang budaya masyarakat Indonesia,” katanya saat beritajateng.tv hubungi, Senin, 15 April 2024.
Sukarjo menjelaskan, perayaan Lebaran meski merupakan sebuah ritual keagamaan, kini menjadi sebuah peristiwa budaya yang seluruh masyarakat Indonesia nantikan. Pasalnya, masyarakat Indonesia cenderung senang menginisiasi dan mengkreasi bermacam-macam festival atau perayaan.
Selain itu, lanjut Sukarjo, masyarakat sebagai individu manusia juga memiliki sifat sebagai makhluk pengembara atau pengelana. Kemudian, hal tersebut terwujudkan dalam kegiatan ziarah, baik selama Ramadan atau Lebaran.