Scroll Untuk Baca Artikel
Peristiwa

Kasus Dokter Muda Undip Bunuh Diri, Ternyata Tak Sanggup Bayar Penalti Rp500 Juta buat Mundur dari PPDS?

×

Kasus Dokter Muda Undip Bunuh Diri, Ternyata Tak Sanggup Bayar Penalti Rp500 Juta buat Mundur dari PPDS?

Sebarkan artikel ini
dokter gadungan
Ilustrasi dokter. (Foto: Freepik)

SEMARANG, beritajateng.tv – Seorang mahasiswi kedokteran spesialis di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ditemukan tewas karena bunuh diri.

Dokter muda tersebut bernama Aulia Risma Lestari yang terduga menjadi korban bullying di RSUP Kariadi Semarang.

Semejak ada berita tersebut, media sosial pun ramai membicarakan soal senioritas Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip.

Pasalnya, dokter muda tersebut sebelumnya mengikuti PPDS Anestesi Undip.

“Dokter muda RSUD Kardinah Tegal meninggal bunuh diri. (Korban) diduga tak kuat menahan bully selama ikut PPDS anestesi Undip Semarang. Mohon bantuan RT-nya karena ada indikasi kasus ini ditutupi dngan menyebut korban sakit saraf kejepit,” tulis akun X @/bambangsuling11, seperti beritajateng.v kutip pada Kamis, 15 Agustus 2024.

Tak hanya memberi kabar soal dokter muda yang bunuh diri, akun tersebut juga mengungkap bahwa PPDS Anestesi Undip sempat berusaha menurutupi kasus ini.

BACA JUGA: Parah! Viral Aturan Aneh PPDS ‘Senior Selalu Benar’ Buntut Kasus Dokter Bunuh Diri

Caranya dengan menyebut korban sering menyuntikkan obat ke tubuhnya karena mengalami sakit syaraf.

Namun pernyataan pihak PPDS Anestesi Undip terbantahkan saat adanya penemuan buku harian korban. Dalam buku tersebut, dokter muda tersebut mengungkapkan perasaan depresi karena bullying yang ia alami.

“Pihak PPDS Anestesi Undip berusaha menutupi dengan menyebut korban sering menyuntikkan obat itu ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit. Namun dari hasil pemeriksaan terdapat buku harian korban yang menyebut korban tak kuat menahan perundungan hingga akhirnya bundir,” lanjut akun ini.

Dari sana, tak sedikit pihak yang mengaku mengenal korban ikut bersuara memberikan pengakuan borok kasus, bahkan menggunakan akun anonim sambil membagikan bukti.

Salah satu akun anonim membagikan tangkapan layar antar dokter di aplikasi Whatsapp, yang mana menunjukkan kondisi korban yang sudah tidak tahan dengan bullying sejak tahun pertama menjalani program anestesi.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan