SEMARANG, beritajateng.tv – Belakangan terungkap jam kerja dokter residen di RSUP dr. Kariadi konon mencapai 24 jam per harinya. Hal itu buntut meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip, dr Aulia Risma Lestari, yang diduga bunuh diri karena tekanan kerja berlebih.
Rektor Undip, Prof. Suharnomo, pun secara tidak langsung mengamini hal tersebut. Ia menyebut mahasiswa Undip yang belajar di RSUP dr. Kariadi terbiasa melakukan operasi selama 24 jam penuh.
“Seratus persen mahasiswa kami koasnya di RSUP dr. Kariadi. Yang di RSND Diponegoro enggak ada masalah. Di semua rumah [sakit] satelit enggak masalah, di [RSUP dr Kariadi] situ ada [masalah], karena 24 jam operasi,” bebernya saat menjadi pembicara dalam diskusi civitas academica bertajuk “Mewujudkan Tata Kelola yang Baik di Universitas Semarang“, Jumat, 30 Agustus 2024.
BACA JUGA: Beberkan Pentingnya Digital Campus di USM, Rektor Undip Singgung Efek Kasus PPDS
Suharnomo mengungkapkan, proses pembelajaran mahasiswa kedokteran, khususnya program dokter spesialis, lebih banyak berlangsung di rumah sakit. Dalam hal ini, yakni RSUP dr. Kariadi.
Ia juga menggambarkan, 95 persen pembelajaran berlangsung di RSUP dr. Kariadi, sementara di Undip sendiri tak mencapai lima persen.
Sehingga, menurutnya seluruh kegiatan dokter residen semestinya menjadi tanggung jawab rumah sakit. Ia bahkan menyebut jika terdapat SK (Surat Keputusan) Direktur RSUP dr. Kariadi soal hal itu.