Ia menjelaskan, kawasan tersebut memiliki potensi besar, mulai dari panorama alam hingga keberadaan UMKM lokal. Untuk itu, ia telah meminta Pj Sekda agar melakukan pemetaan dan penataan lingkungan.
“Kalau memungkinkan, kami akan membangun lebih bersih dan lebih rapi, sehingga PKL bisa berjualan dengan sehat. Tapi biaya ke pantai ini harus tetap murah,” tegasnya.
Menurut Agustina, sebagian aset di kawasan Pantai Mangunharjo merupakan milik Pemerintah kota Semarang dan sebagian lainnya milik Pemerintah Provinsi atau Pemprov Jawa Tengah.
Adapun aset milik Pemprov yang ada di Pantai Mangunharjo adalah gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Pemkot Semarang saat ini tengah mengajukan proses hibah agar aset tersebut dapat bermanfaat secara lebih optimal.
BACA JUGA: Peringati Hari Bumi, Alfamart Gandeng Pemkot Semarang Tanam 20 Ribu Mangrove di Pantai Mangunharjo
“Ini sedang proses hibah, nanti ke depan kita maksimalkan supaya bisa bangun lebih baik lagi,” tambahnya.
Selain soal pengembangan wisata, Agustina juga menekankan pentingnya menjaga suasana kondusif di tengah situasi keamanan di Indonesia termasuk Kota Semarang yang tengah menghangat. Ia menyebut gowes sembari menyapa warga merupakan salah satu cara untuk mempererat kebersamaan.
“Kita gowes, sembari menyapa masyarakat agar mereka merasa rileks. Kalau buka medsos, saat ini kan bikin perut mules, jadi saya ingin menyapa istilahnya saling menghibur, situasi kondusif ini yang harus kita jaga,” ungkap Agustina.
Pantai Mangunharjo sendiri memiliki daya tarik khas bagi wisata pesisir Kota Semarang, mulai dari konservasi hutan mangrove, spot memancing dan TPI Mangkang, penjual UMKM di pesisir pantai, hingga panorama sunset yang eksotis.
Dengan pengembangan lebih lanjut, harapannya Pantai Mangunharjo menjadi destinasi unggulan yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan inklusif. (*)
Editor: Elly Amaliyah