Rencananya, serikat mahasiswa di Jakarta akan melangsungkan aksi lanjutan pada 22 Februari 2025 mendatang. Namun, Evan belum dapat memastikan apakah aksi lanjutan itu juga akan berlangsung di Kota Semarang atau tidak.
“Kita melihat kebijakan ke depannya, sekiranya jika mereka tidak merespons efektif, maka kita rasa perlu aksi lanjutan,” pungkas Evan.
BACA JUGA: Video Buruh Jepara Demo Tolak Revisi Upah Sektoral
Tak apa bila harus efisiensi, namun jangan sampai sasar pendidikan
Sementara itu, dua mahasiswa asal Fisip Undip, Faisal dan Dika, turut geram atas kebijakan efisiensi yang Prabowo lakukan.
“Efisiensi menunjukkan ketidakprofesionalan pemerintah; mereka tidak perhitungan dari awal,” ucap Faisal.
Kendati begitu, Dika menilai ide efisiensi tak buruk. Hanya saja, kata dia, Prabowo melakukan efisiensi yang salah sasaran.
“Efisiensi bagus, cuma salah sasaran saja. Efisiensi ini harus dilakukan pemerintah saja, yang mana mereka nambah stafsus baru dan nambah gemuk kabinet,” ucap Dika.
Dika tak ingin efisiensi justru menyasar bidang pendidikan dan mengancam alokasi beasiswa untuk mahasiswa perguruan tinggi.
“Bahwa sekarang efisiensi merujuk pada mahasiswa, beranjak pada pemberian KIPK dan UKT yang tinggi. Harusnya kebiri kabinet, bukan mahasiswanya,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi