SEMARANG, beritajateng.tv – Ulsan Hyundai FC secara resmi mengumumkan pemecatan Shin Taeyong dari posisinya sebagai pelatih kepala. Bagi sebagian besar penggemar sepak bola di Indonesia, keputusan ini tentu mengejutkan dan membuat banyak pertanyaan muncul. Mengapa seorang pelatih yang pernah melatih Timnas Indonesia harus segera meninggalkan klub barunya?
Karier Pendek dan Harapan Besar untuk Shin Taeyong
Shin Taeyong menjadi pelatih Ulsan HD mulai Agustus 2025, mengambil alih dari Kim Pan-gon. Harapannya sangat tinggi, klub yang berjuang di K-League pada musim itu ingin tetap berada di liga teratas dan bahkan berusaha untuk mengamankan posisi yang lebih baik.
Bagi Shin Taeyong, kesempatan ini menjadi harapan baru usai melatih Timnas Indonesia, meski kariernya dengan federasi juga berakhir pada awal 2025. Namun, realitas di lapangan seringkali tidak sejalan dengan harapan.
Hasil Buruk sebagai Penyebab Utama
Selama 10 laga yang dilatih oleh Shin, Ulsan hanya berhasil mengantongi 2 kemenangan, 4 pertandingan berakhir imbang, dan 4 kali mengalami kekalahan. Tim kebobolan sebanyak 16 gol dan hanya mampu mencetak 10 gol.
Situasi ini sangat mengkhawatirkan bagi Ulsan, karena mereka berada di zona klasemen bawah K-League, tepatnya di urutan ke-10 yang berpotensi degradasi. Sedikitnya pertandingan tersisa di musim reguler, tekanan untuk mengumpulkan poin sangatlah besar.
Tanggung Jawab Eksekutif
Pemecatan Shin Taeyong juga berkaitan dengan aspek lain di luar performa di lapangan. Pengunduran diri Kim Kwang-Guk, CEO Ulsan, diindikasikan sebagai bagian dari respons terhadap tekanan terkait penampilan tim. Walaupun bukan seorang pelatih, posisi pimpinan eksekutif memiliki tanggung jawab terhadap arah keseluruhan klub, termasuk dalam hal kebijakan perekrutan, tujuan tim, dan dukungan dari organisasi.