Karenanya, ia menganggap persaingan bola tangan putra nanti akan semakin ketat berbanding PON sebelumnya. Sehingga, tim pelatih kini lebih meningkatkan mental bertanding pemain.
“Kami mengevaluasi dari beberapa uji coba. Kami pada awal laga unggul cukup jauh. Namun, saat menit-menit akhir banyak kecolongan. Di sini kami menemukan celah yang harus diperbaiki seperti transisi menyerang ke bertahan. Intinya, terkadang permainan tim ini masih labil,” jelas Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unwahas itu.
BACA JUGA: Menengok Senapan Usang Andalan Petembak PON 2024 Jateng, Tua-tua Keladi!
Di sisi lain, ia mengungkap persiapan efektif tim bola tangan baru efektif selama tiga bulan atau sejak Juli. Namun, sejak Maret lalu Pengprov Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Jateng telah melakukan desentralisasi latihan.
Muhlisin pun meyakinkan tim bola tangan Jawa Tangah bisa memaksimalkan sisa waktu yang ada untuk membenahi kekurangan-kekurangan tersebut.
“Idealnya, masa [tapering] ini dilakukan dua atau tiga minggu jelang kompetisi. Tapi melihat waktu latihan yang hanya tiga bulan, kami hanya bisa melakukan selama sepekan. Diharapkan pemain mencapai puncak performa saat bertanding,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi