Olahraga padel sebagai sarana warga berjejaring sosial
Adi pun menyebut komunitas padel menjadi sarana civic engagement atau keterlibatan warga dalam jaringan sosial. Dalam interaksi semacam itu, lanjutnya, diskusi dan pertukaran informasi berjalan aktif dan sehat.
“Semakin sering kita bergaul dengan komunitas seperti padel, makin terbuka pola pikir kita terhadap kritik dan masukan,” lanjutnya.
Fenomena padel juga mencerminkan transformasi budaya olahraga di masyarakat urban. Menurut Adi, dulu olahraga dipandang sebatas aktivitas fisik, kini menjadi medium sosialisasi dan membangun eksistensi komunitas.
“Sekarang olahraga itu sudah berubah jadi semacam tongkrongan. Ada tongkrongan anak padel, komunitas memanah, berkuda, bahkan lari,” katanya.
BACA JUGA: Rekomendasi Lapangan Padel di Semarang, Berikut Lokasi, Fasilitas, dan Alamat Lengkap
Selain itu, komunitas padel turut memperkuat jaringan profesional. Banyak anggota dari latar belakang berbeda saling terkoneksi melalui kegiatan ini.
“Dari komunitas seperti padel, bisa muncul kerja sama bisnis, sosial, hingga politik,” imbuh Adi.
Dalam perspektif Adi, komunitas seperti itu bisa menjadi modal sosial yang penting. Menurutnya, kepercayaan dan keterbukaan itu jadi fondasi utama dari kohesi sosial yang demokratis.
“Kalau kita enggak percaya sama orang lain, komunitas olahraga enggak akan pernah terbentuk,” tegasnya. (*)