SEMARANG, beritajateng.tv – Angka kemiskinan di Kota Semarang menunjukkan penurunan selama Hevearita Gunaryanti Rahayu memimpin. Tahun ini, angka kemiskinan di Ibu Kota Jawa Tengah (Semarang) itu turun menjadi 4,23 persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menunjukkan penurunan 0,02 persen ketimbang tahun lalu yang mencapai 4,25 persen.
“Iya, angka kemiskinan Kota Semarang menurun ketimbang tahun lalu. Ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Semarang dalam pengentasan kemiskinan,” kata Kepala BPS Kota Semarang, Fachruddin Tri Ubajani, Kamis 28 Desember 2023.
Fachruddin menjelaskan, secara persentase angka kemiskinan menunjukkan penurunan. Akan tetapi akibat gelombang urbanisasi, jumlah penduduk miskin yang ada di Kota Semarang mengalami penambahan mencapai 460 jiwa.
Sensus kali ini tidak hanya mengacu warga ber KTP Kota Semarang saja. Melainkan juga warga luar daerah yang tinggal lebih dari setahun di Kota Semarang.
Pada 2023 ini, total penduduk miskin yang tinggal dan atau bekerja Kota Semarang menjadi 80.530 jiwa. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu sebanyak 79.870 jiwa penduduk.
“Hal itu terpengaruh oleh gelombang urbanisasi secara besar-besaran seusai pandemi Covid-19. Namun, secara perhitungan angka, jumlah penduduk miskin masih terkoreksi turun,” ujarnya.
Dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) penduduk Kota Semarang secara total pada 2022 sekitar 1.879 juta jiwa. Sementara pada 2023 ada penambahan penduduk sekitar 1.900 juta jiwa.
Mereka juga ada warga non-KTP Kota Semarang yang kemungkinan masuk kategori miskin dan masuk untuk bekerja atau kepentingan lain di Kota Semarang.
Sedangkan di Kota Semarang sendiri, upaya pengentasan kemiskinan selain bertambahnya lapangan pekerjaan juga melalui jaring pengaman sosial.
“Sementara masyarakat Kota Semarang praktis mendapatkan jaring pengaman seperti BLT dan bantuan sosial lainnya,” katanya.