Hanya saja, kabut kemarin terasa lebih tebal dan hawa lebih dingin.
“Pagi-pagi pas buka pintu masih ada kabut sampai agak siang baru hilang. Pokoknya kalau setelah hujan itu pasti turun kabut. Apalagi kalau hujannya lama itu makin dingin hawanya,” katanya.
Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Noor Jannah Indriyani mengatakan, fenomena kabut yang terjadi di Semarang kemarin adalah hal yang lumrah terjadi.
BACA JUGA: Cuaca Akhir Tahun 2024 Terpantau Ekstrem! Berikut Destinasi Wisata yang Perlu Kamu Hindari!
Ia menuturkan, kabut secara umum terjadi karena adanya interaksi antara massa udara basah atau lembab yang sifatnya hangat dengan massa udara yang sifatnya lebih dingin atau kondensasi.
Ketika uap air yang terkandung cukup banyak di dalam udara lembab bertemu dengan udara yang lebih dingin di permukaan maka akan mengalami kondensasi sehingga menyebabkan terjadinya kabut.
“Dua hari terakhir, kemarin yang panas hampir tidak ada memang level kondensasi rendah, jadi awan yang terbentuk lebih mendekati permukaan,” tambah Noor Jannah. (*)
Editor: Farah Nazila