“Yang penting itu kita edukasi dulu. Jangan teriming-iming dengan upah yang tinggi dan sebagainya. Ini perjuangan yang berat karena kita harus masuk ke masyarakat, ke desa-desa,” jelasnya.
Menurut Toton, BNNP tidak mungkin memantau seluruh pergerakan masyarakat dari hari ke hari. Karena itu, langkah paling realistis yakni mempercepat penyebaran informasi agar jaringan narkotika tidak gampang memanfaatkan masyarakat.
“Yang bisa kita lakukan secepat-cepatnya adalah menyampaikan edukasi dan informasi bahwa masyarakat ini dimanfaatkan, kadang-kadang dengan pekerjaan,” katanya.
BACA JUGA: BNNP Jateng Minta Warga Waspada Vape atau Rokok Elektrik: Ada Indikasi Cairan Mengandung Narkoba
Dalam evaluasi kasus-kasus yang ada, Toton juga mengungkap adanya modus lain yang jaringan narkoba gunakan, yakni dengan cara menikahi warga negara asing sebagai perantara.
“Malah ada yang modusnya mengawini. Dikawini dengan warga negara luar, kemudian dijadikan agen untuk mengantarkan narkotika ke dalam negeri maupun ke luar,” ungkap Toton.
Ia berharap, informasi tersebut dapat menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan maupun hubungan yang berpotensi dimanfaatkan jaringan narkoba. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













