Jateng

Banjir, Belasan Ribu Hektare Sawah di Jateng Terancam Gagal Panen

×

Banjir, Belasan Ribu Hektare Sawah di Jateng Terancam Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Padi Biosalin Siap Pindah Tanam, Jadi Upaya Tingkatkan Ketahanan Pangan Kota Semarang
Seorang petani menanam padi Biosalin di Kecamatan Tugu. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Teredam banjir sejak Januari 2025, sawah seluas 11.223,5 hektare terancam gagal panen. Adapun bencana ini berpotensi menurunkan produksi padi.

“Banyak tanaman padi yang terhanyut saat banjir lalu,” kata Warsono, salah seorang petani di Pekalongan, baru-baru ini.

Diketahui, banjir masih merendam sejumlah beberapa wilayah di Jateng, seperti jalan utama seperti Pantura Semarang-Demak, jajan alternatif, jalan penghubung antar desa, kecamatan, dan daerah hingga menimbulkan kemacetan.

Seorang petani di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Mari namanya, mengaku mengalami kerugian akibat banjir, karena sawah dengan tanaman padi seluas 1,2 hektare mati. Bahkan, kata dia, tidak mungkin melakukan panen dini karena belum berisi.

BACA JUGA: Terendam Banjir, SMPN 20 Semarang Belajar Daring Hampir Satu Pekan, Sempat Masuk Tapi Air Naik Lagi

Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHP) Jawa Tengah Herawati membenarkan, ancaman puso akibat banjir melanda Jawa Tengah sejak Januari 2025.

Berdasarkan data dampak banjir, sejak Januari lalu lahan pertanian terendam banjir di 12 daerah di Jawa Tengah mencapai 11.222,5 hektare dan 60,2 hektare di antaranya puso yakni Kabupaten Pekalongan 31,7 hektare, Kabupaten Brebes 15 hektare serta Kabupaten Batang 13 hektare.

“Jumlah tersebut masih bisa bertambah jika banjir tidak kunjung surut,” ungkap dia.

BACA JUGA: Cerita Warga Semarang “Gerah” Kena Banjir Tiap Tahun: Rela Jual Tanah Demi Tinggikan Rumah

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, mengimbau kepada masyarakat untuk lebih memahami karakteristik ancaman bencana tiap wilayah. Terlebih lagi, mayoritas tanggul sungai dan talud kondisinya tidak ada yang permanen.

“Tanggul-tanggul di wilayah kita mayoritas dari tanah, belum permanen maka perlu penguatan tanggul. Tanggul jangan di tumbuhi tanaman keras karena rawan terkena angin kencang. Yang harus di perhatikan adakan lahan padi di Demak dan Kudus perlu dipanen awal,” pesan Bergas. (*)

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan