Hira Laksamana, Special Advisor PKP, menegaskan bahwa penyediaan rumah rakyat bukan hanya tentang jumlah unit, tetapi juga kualitas lingkungan.
“Kami membangun lebih dari sekadar rumah, tetapi juga harapan dan martabat setiap keluarga. Program FLPP dan perbaikan kualitas sanitasi permukiman menjadi kunci untuk mewujudkan lingkungan sehat, aman, dan berkelanjutan,” ujar Hira.
Program FLPP sendiri memberikan tenor hingga 20 tahun dengan bunga tetap 5%, serta subsidi uang muka Rp4 juta (non-Papua) dan Rp10 juta (Papua). Harga rumah yang bisa dibiayai berkisar Rp166 juta (Jawa, Sumatra) hingga Rp240 juta (Papua).
Sebagai penyelenggara forum, Water.org Indonesia menekankan bahwa perumahan tidak bisa dipisahkan dari aspek air bersih dan sanitasi.
“Rumah layak huni harus lebih luas, bukan sekadar bangunan tempat tinggal, tetapi juga lingkungan sehat bagi keluarga. Integrasi akses air dan sanitasi dalam program perumahan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup,” tegas perwakilan Water.org Indonesia.
Forum ini juga menghadirkan delegasi Filipina yakni Social Housing Finance Corporation (SHFC) dan Pag-IBIG Fund. Kehadiran mereka untuk berbagi pengalaman dalam pembiayaan perumahan rakyat. Kolaborasi lintas negara ini menjadi inspirasi dalam memperkuat kebijakan perumahan di Indonesia.
Adanya keterlibatan Bank Jateng bersama SMF, PKP, Water.org, pemerintah, dan mitra internasional, forum ini menegaskan pentingnya gotong royong dalam menyediakan hunian yang bukan hanya terjangkau, tetapi juga sehat, aman, dan berkelanjutan bagi masyarakat. (*)
Editor: Andi Naga Wulan.