Tim inovator Undip merancang teknologi penjernihan air dengan dua jenis mesin berbeda. Prof. I Nyoman Widiasa dari tim inovator menjelaskan perbedaan fungsi serta kapasitas alat tersebut.
Fungsi dan kapasitas mesin penjernih air Undip
Mesin berkapasitas besar mampu mengolah sekitar 100 hingga 120 meter kubik air setiap hari. Kapasitas itu setara kebutuhan sekitar lima ribu orang per hari.
Sementara itu, mesin berkapasitas kecil mampu mengolah dua hingga lima meter kubik air per hari. Volume tersebut cukup memenuhi kebutuhan sekitar 250 orang setiap hari.
Widiasa menyebut mesin kecil cocok menjangkau wilayah terpencil serta posko darurat. “Mesin ini mengolah air keruh banjir menjadi air bersih untuk sanitasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pengembangan teknologi terus berjalan. Tim peneliti menargetkan sistem lanjutan yang mampu menghasilkan air siap minum.
BACA JUGA: Menghibur-Mengetuk Hati, Forum Relinko Kabupaten Semarang Galang Donasi Korban Bencana Sumatra
Harapannya, teknologi ini dapat diperbanyak guna memperkuat kesiapsiagaan bencana. “Unit yang lebih luas akan meningkatkan ketahanan masyarakat,” kata Widiasa.
Untuk operasional lapangan, Undip menggandeng Politeknik Negeri Padang. Pihak tersebut membantu penentuan lokasi serta penyaluran air bersih.
Tim lapangan menyalurkan air menggunakan mobil tangki menuju warga membutuhkan. Satu mesin berangkat pada tahap awal melalui pendanaan internal Undip. Tiga mesin lain masih dalam tahap penyelesaian dan akan menyusul ke wilayah terdampak lain. (*)












