Pendidikan

Banyak SD Negeri di Semarang Kekurangan Siswa, Dewan Minta Sinkronkan Data dengan Disdalduk dan BPS

×

Banyak SD Negeri di Semarang Kekurangan Siswa, Dewan Minta Sinkronkan Data dengan Disdalduk dan BPS

Sebarkan artikel ini
Banyak SD Negeri di Semarang Kekurangan Siswa, Dewan Minta Sinkronkan Data dengan Disdalduk dan BPS
Suasana bermain saat jam istirahat SD Bendungan, Gajahmungkur, Kota Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

BACA JUGA: SD Negeri di Kota Semarang Terancam Sepi Pendaftar SPMB 2025, Disdik: Tak Ada Jalur Offline

Kemudian ada SDN Sekayu hanya ada 12 pendaftar, SDN Gabahan 8 pendaftar, SDN Randugarut 13 pendaftar. SDN Mangunharjo Tugu, 23 siswa pendaftar. Serta SDN Gajahmungkur 02, 24 pendaftar.

Ada pula SDN Kandri 02, dengan 15 pendaftar. SDN Tegalsari 02 sebanyak 11 pendaftar. Dan SDN Purwoyoso 06 ada 23 pendaftar, SDN Srondol Kulon 03, 18 pendaftar.

SDN Tinjomoyo 03, 16 pendaftar, SDN Cangkiran 02, ada 22 siswa pendaftar, SDN Gondoriyo 20 siswanya pendaftar jari jumlah kuota siswa sebanyak 28 siswa. Sementara di SDN Jomblang 03, yang menyediakan kuota 56 siswa hanya ada 25 pendaftar.

“Sebenarnya untuk SPMB, harus ada sinkronisasi data kependudukan di wilayah antara jumlah penduduk yakni siswa usia sekolah dan jumlah kuota. Ini harus Dinas Pendidikan, BPS, dan Dinas Kependudukan lakukan,” kata Anggota Komisi D, Arya Setya Novanto.

Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, dengan sinkronisasi data, maka akan ada gambaran umur siswa yang akan masuk ke sekolah.

Hal ini perlu, agar anak-anak bisa mendapatkan haknya untuk mendaftar di sekolah negeri.

“Misalnya di Gabahan ini kan banyak perumahan, bisa terlihat jumlah anak sekolahnya. Hal ini agar bisa menentukan kebutuhan siswa dan jumlah kuota siswa baru,” jelasnya.

Dewan, kata dia, meminta Dinas Pendidikan untuk membuka pendaftaran secara offline agar bisa memberikan kesempatan bagi siswa yang belum bisa terakomodir agar kuotanya terpenuhi.

Selain itu juga harus ada evaluasi dengan menambah opsi jalur pendaftaran, misalnya dengan perluasan radius zonasi.

“Bisa buka offline dulu, agar jumlah siswanya bertambah. Tahun juga juga harus ada evaluasi lagi khusus sekolah yang kurang siswa untuk menambah jangkauan radiusnya,” bebernya.

Jika memang masih belum terpenuhi, lanjut Arya, pembelajaran harus tetap dilakukan dengan siswa yang ada atau kelompok kecil.

Sementara terkait penggabungan sekolah, menurutnya harus ada pertimbangkan dengan matang dengan kajian dan pemetaan.

“Atau berkolaborasi dengan sekolah swasta gratis yang sudah diakomodir Pemkot, yang memiliki kelebihan siswa,” ujarnya. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan