Ia menyebut, citra Undip di media sosial saat ini berada di posisi rendah. Meski begitu, hal tersebut merupakan anomali kemajuan digital, di mana berita bagus cepat menyebar, begitu pula berita buruk.
“Pas PKKMB banyak yang bilang pengin Undip, tapi sekarang ada juga yang bilang ‘jangan masuk Undip, banyak bullying,” ucap Suharnomo.
BACA JUGA: Dorong Mahasiswa PPDS Speak Up, Keluarga: Jangan Biarkan Kematian dr. Aulia Sia-sia
Pada kasus tersebut, lanjut Suharnomo, framing almarhum meninggal karena menjadi korban bullying sangat kuat tersebar di media sosial. Padahal, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat.
“Kami ngatasi tuduhan bullying enggak cukup mampu. Yang kena PPDS Undip, orang bilang, ‘Jangan sembunyiin, usut.’ Lha, kami bingung yang disembunyiin apanya, siapanya,” tuturnya.
Meski begitu, Suharnomo menganggap hal tersebut sebagai lika-liku yang terjadi di media sosial.
“Up and down harus di-mantain, kalau kita enggak siap di dunia digital, kayaknya berat survive,“ tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi