Ketegangan lama itu kini berlapis oleh kemunculan PSI sebagai rumah baru Jokowi setelah masa jabatannya berakhir.
Hubungan Jokowi dan SBY pun tidak jauh berbeda. Hersubeno mengingatkan bahwa Partai Demokrat pernah naik pitam akibat tuduhan yang dianggap fitnah keji.
BACA JUGA: KPU Surakarta Akui Musnahkan Arsip Pencalonan Jokowi, Hersubeno Arief: ‘Kotak Pandora’ Terbuka
“Pernyataan Ahmad Ali kali ini membawa kembali memori pahit bagi Demokrat,” ungkapnya.
Hersubeno pun menyorot gaya komunikasi Ahmad Ali yang ia sebut agresif dan tak menghindari benturan. Ia menilai gaya itu sudah tampak sejak Ahmad Ali berada dalam NasDem.
“Pola seperti itu bisa jadi bumerang untuk PSI karena posisi ketua harian adalah wajah terdepan partai,” tegasnya.
Menurut Hersubeno, PSI kini membangun identitas melalui konfrontasi untuk memperkuat posisi Jokowi pasca kekuasaan.
“Partai kecil tumbuh lewat polarisasi, bukan kompromi. Pola tersebut bisa melemahkan PSI jika terus menyentuh figur simbolik,” sebutnya.
Hersubeno lantas menutup analisanya dengan pesan keras. “Menyerang gagasan itu biasa, tapi menyerang figur simbolik selalu menghadirkan risiko besar dalam politik Indonesia,” tandasnya. (*)












