SEMARANG, beritajateng.tv – Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin, menegaskan kebijakan enam hari sekolah di tingkat SMA/SMK belum resmi ditetapkan dan masih dalam tahap perumusan.
Pada November 2025 lalu, Gus Yasin mengaku kebijakan tersebut sudah mulai disosialisasikan di tingkat SMA/SMK.
Namun, saat dijumpai di Muladi Dome Universitas Diponegoro (Undip) pada Selasa, 16 Desember 2025, Wagub Jawa Tengah dua periode itu mengaku belum ada pembaruan maupun penetapan perihal kebijakan itu.
BACA JUGA: Siswanya Tak Setuju, Kepala SMAN 1 Semarang Justru Dukung Wacana Enam Hari Sekolah di Jawa Tengah
Ia mengaku kebijakan enam hari sekolah itu masih dirumuskan lagi. “[Update kebijakan enam hari sekolah] belum ya, kami masih tahap rumuskan lagi,” ujar Gus Yasin singkat.
Saat disinggung apakah ada tenggat sebelum kebijakan baru ditetapkan, Gus Yasin mengaku belum ada. “Belum ada [batas waktu atau tenggat penetapan kebijakan enam hari sekolah], nanti ya,” pungkasnya.
Gus Yasin sempat ungkap Pemprov Jateng sudah lakukan sosialisasi “Enam Hari Sekolah” ke sekolah-sekolah
Sebelumnya, Gus Yasin menyatakan kebijakan enam hari sekolah di jenjang SMA/SMK saat ini sudah mulai Pemprov sosialisasikan. Nantinya, bila sudah final atau benar-benar berlaku, siswa dan siswi akan melaksanakan pembelajaran selama setengah hari pada Jumat–Sabtu.
“Sekarang mulai sosialisasi, keadaan masyarakat bagaimana, penerimaan siswa dan siswi, termasuk kesiapan sekolah,” kata Gus Yasin usai Rapat Koordinasi Lintas Sektor Pengelolaan DTSEN di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Selasa, 25 November 2025.
Nantinya, kata dia, siswa dan siswi akan melaksanakan kegiatan selama setengah hari apabila menerapkan enam hari sekolah, tepatnya untuk pembelajaran pada Jumat dan Sabtu.
“Jumat pulang pukul 11.00 WIB. Sabtu pukul 11.00 WIB atau 12.00 WIB, jadi enggak penuh ya harinya,” terang Gus Yasin.
PGRI Jateng menolak
Kebijakan enam hari sekolah itu pun memantik perdebatan warga, utamanya di media sosial. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengamat pendidikan menjadi pihak yang tak setuju dengan wacana tersebut.
Ketua PGRI Jawa Tengah sekaligus Anggota DPD RI, Muhdi, menilai pola lima hari sekolah yang berjalan sejak beberapa tahun terakhir masih paling ideal bagi siswa, guru, dan orang tua.
Muhdi menyebut penegasan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti soal adanya satu hari pengembangan diri justru menguatkan alasan mempertahankan pola lima hari sekolah.
“Dalam satu pekan ada satu hari untuk pengembangan diri. Pengembangan keprofesian itu kan namanya terbebas atau libur,” ujar Muhdi saat beritajateng.tv temui usai peringatan Hari Guru di Kampus UPGRIS 4, Kota Semarang, Selasa, 25 November 2025.













