“Bendungan ini bisa selesai lebih cepat 10 bulan dari kontrak yang jatuh pada tahun 2022. Bendungan ini sudah sejak tahun 1990-an direncanakan untuk menambah suplai air bagi daerah kering di Kabupaten Blora dan sekitarnya. Akhirnya pembangunan dapat dikerjakan pada 2018 dan selesai di awal 2022 tanpa kendala teknis untuk konstruksi dan sosial dalam pembebasan lahan,” ucap Menteri PUPR.
“Kita tahu bahwa Blora dan sekitarnya ini termasuk rawan atau langka air. Nantinya bendungan ini bisa memberikan suplai air baku 200 liter/detik dan irigasi 670 hektare, selain juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata,” tutur Menteri Basuki.
Pembangunan Bendungan Randugunting berada di bawah tanggungjawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya – PT Andesmont Sakti (KSO) dengan biaya APBN 2018-2022 dengan nilai kontrak sebesar Rp 880 miliar.
Selain penyediaan air baku dan irigasi, Bendungan Randugunting dengan luas genangan 187,19 hektare juga akan berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 75% atau sebesar 81 m3/detik dengan pengurangan luas areal terdampak banjir dari 4.604 hektare menjadi 2.285 hektare.
Menteri Basuki menambahkan Bendungan Randuguting juga memiliki potensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan sistem solar panel.
“Bendungan ini memiliki potensi untuk solar energi. Jadi kita akan coba memasang floating solar panel di bendungan. Saat ini kita punya 231 bendungan, jika ditambah 61 bendungan yang akan selesai 2024, kita akan punya 292 bendungan. Jika semua kita pasang floating solar panel, energi terbarukan akan bisa berkembang (dari bendungan),” tambah Menteri Basuki.
Adapun Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., mengucapkan terimakasih sekaligus rasa bangganya atas hadirnya kembali Presiden Jokowi ke Kabupaten Blora untuk meresmikan proyek nasional.
“Maturnuwun, terimakasih Pak Presiden Jokowi, Pak Menteri PUPR, Gubernur dan rombongan atas kehadirannya di Blora. Bendungan ini meskipun terletak di Blora, namun manfaatnya dapat dirasakan juga oleh Pati dan Rembang. Ini merupakan bukti bahwa pembangunan dilaksanakan atas azas kebermanfaatan yang melebihi batas wilayah. Semangat pembangunan kawasan,” terang Bupati Arief.
Saat ini, pihaknya mengaku juga sedang mengawal proses satu bendungan lagi yang akan dibangun di Blora wilayah selatan. Yang mana selama ini wilayah Blora bagian selatan juga selalu susah air ketika kemarau. Yakni Bendung Gerak Karangnongko yang akan membendung Sungai Bengawan Solo.
“Kami sangat berharap nanti Bapak Presiden dan Menteri PUPR bisa membantu kami. Keberadaan bendung gerak Karangnongko ini nanti akan memberikan manfaat juga bagi beberapa kabupaten, tidak hanya Blora saja. Yakni Bojonegoro, Ngawi, bahkan Tuban,” sambung Bupati yang akrab disapa Mas Arief ini.
Usai berkunjung di Blora, Presiden dan rombongan kemudian terbang kembali menggunakan heli super puma TNI AU menuju Semarang untuk meresmikan pembangunan Pasar Johar. (Her/El)