Firman mengidentifikasi, faktor turunnya minat pemuda untuk bertani adalah kerena pertanian di Indonesia masih dianggap sebagai pekerjaan yang menguras fisik, ketinggalan zaman, kotor dan sebagainya.
Turunnya laju regenerasi petani muda ini tentunya akan membuat Indonesia tertinggal dengan luar negeri di sektor pangan.
“Kondisi petani kita yang masih tradisional, konvensional ketinggalan beda dengan di luar negeri. Di Amerika jalan sawah pertanian bisa dilewati mobil sedan,” jelasnya.
Kegiatan ini merupakan bentuk peningkatan kapasitas petani. Sebagai aset insan pertanian, penyuluh perlu mendapat prioritas dalam penyusunan perencanaan program pembangunan pertanian.
Agar menjadi lokomotif penggerak dan pelopor yang inovatif, kreatif, profesional, mandiri, berdaya saing, dan berwawasan global. (Her