Ciri-ciri Haji Mabrur
Para ahli fikih menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan haji mabrur adalah haji yang dijalankan tanpa tercemari oleh perbuatan maksiat selama menjalankan seluruh rangkaian manasik.
Menurut Imam An-Nawawi, salah satu tanda bahwa haji seseorang diterima adalah adanya perubahan positif dalam perilakunya sepulang dari haji. Serta meninggalkan kebiasaan melakukan perbuatan maksiat.
Salah satu karakter utama seorang muslim adalah selalu menyebarkan kedamaian dan memberikan rasa aman kepada orang lain.
Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa salah satu indikator kesempurnaan iman seseorang adalah ketika orang lain merasa terlindungi dari ucapan dan perbuatannya.
Hal ini karena ketika iman telah tertanam kuat dalam hati, seseorang akan selalu tergerak untuk menghormati hak-hak sesama dan menjauhi tindakan kezaliman.
Memberi makan kepada orang yang lapar termasuk salah satu amal terbaik karena turut menjaga kelangsungan hidup seseorang.
Keistimewaan perbuatan ini ditegaskan dalam berbagai hadits Nabi Muhammad ﷺ, di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘anhu.
BACA JUGA: Israel Hantam Bandara Sanaa Yaman, Pesawat Jamaah Haji Hangus Terbakar
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambung lah silaturahmi, shalat lah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan sejahtera.” (HR At-Tirmidzi).
Seseorang yang mendapatkan haji mabrur juga terlihat bagaimana ia dalam bertutur kata dengan begitu santun.
Berbicara dengan sopan merupakan salah satu cara untuk memelihara keharmonisan dalam hubungan antar sesama.
Selain itu, tutur kata yang santun juga mencerminkan karakter seorang mukmin yang sejati. (*)