SEMARANG, beritajateng.tv – Panasnya terik matahari siang itu tak menghalangi semangat Suroso menjajakan kopi giling dengan gerobak tuanya. Dengan telaten, ia menggiling biji kopi berbekal alat tradisional kepunyaannya.
Sudah puluhan tahun ia mangkal di atas Jembatan Mrican. Dagangan utama Suroso ialah kopi yang ia giling sendiri secara manual. Bahkan, ia baru menggiling kopi setiap pembeli datang.
Menurutnya, pembeli lebih memilih kopi yang Suroso giling langsung dibanding kopi yang sudah berbentuk bubuk, lantaran terasa lebih murni dan mantap.
“Kenapa digiling pas ada yang beli, biar mereka tahu kalau kopi ini asli. Bahkan ada yang bilang harus tahu proses giling kopinya untuk memastikan asli apa enggak,” katanya kepada beritajateng.tv, Selasa, 17 Oktober 2023.
BACA JUGA: Berusia Lebih dari 100 Tahun, Begini Jejak Kejayaan Rumah Kopi Tertua di Semarang
Karena baru digiling saat ada pesanan, tak jarang antrean pembeli sedikit mengular saat jam-jam ramai. Hal tersebut karena durasi Suroso dalam menggiling satu ons biji kopi menjadi bubuk halus memakan waktu sekitar 2 hingga 3 menit.
Namun, hal itu tidak menghalangi minat orang-orang untuk membeli kopi giling Suroso. Apalagi, semenjak viral di media sosial, semakin banyak pembeli yang rela antre meski harus berpanas-panasan.
“Baru akhir-akhir ini mulai ramai banget, padahal udah berpuluh-puluh tahun di sini, tapi mungkin pada nggak tahu ini jualan kopi,” ungkap bapak beranak satu tersebut.
Kopi Giling Pak Suroso makin ramai setelah viral di media sosial
Salah satu pembeli, Andi, mengaku baru mengetahui ada penjual kopi giling tradisional di Jembatan Mrican juga dari media sosial. Padahal ia hampir setiap hari melewati jalan Tentara Pelajar, tempat Suroso tiap hari berjualan.