“Semoga ini jadi inspirasi umat lain bahwa kerukunan umat beragama harus digerakkan secara aktif, toleransi harus digerakan secara aktif,“ katanya kepada beritajateng.tv usai kegiatan.
Perayaan Waisak: Bentuk toleransi nyata
Lebih lanjut, Taslim menambahkan jika kegiatan seperti inilah yang disebut dengan restorasi umat beragama dan kepercayaan. Dalam kata lain, moderasi beragama tidak cukup sebatas lisan saja.
Akan terapi harus ditunjukan ke dalam tindakan-tindakan silaturahmi dalam menyapa sesama dan ikut berbahagia.
“Saya sangat berbahagia dan apresiasi terhadap umat Budha di Jateng dan penghayat kepercayaan yang sangat aktif dalam mengutamakan gerakan toleransi,” sambungnya.
BACA JUGA: Sambut Kedatangan Biksu Thudong, Pj Gubernur Jateng Siap Kawal Hingga Perayaan Waisak 2024
Sementara itu, Kepala Vihara Tanah Putih Biksu Cattomono Mahatera menyambut baik kunjungan umat lintas agama pada perayaan Waisak hari ini.
Menurutnya, kunjungan ini sekaligus dalam rangka untuk ikut menguatkan keyakinan atau kepercayaan umat manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Sudah tentu kami saat Hari Raya Tri Suci Waisak ini merasa senang, merasa bahagia, karena mendapat perhatian dari teman-teman lintas agama yang hadir,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila